Home » » Badai Rusty Hantam Australia, Tiga Pelabuhan Ditutup

Badai Rusty Hantam Australia, Tiga Pelabuhan Ditutup

Written By C. SUkandi on Rabu, 27 Februari 2013 | 04.51

Pilbara: Badai Rusty masih mengancam Australia, terutama di kawasan-kawasan penghasil bijih besi. Pada Rabu (27/2), siklon tersebut justru menguat menjadi badai kategori empat, dalam skala dari satu hingga lima.

Pelacakan satelit oleh ahli meteorologi pada hari ini Rabu (27/2) menunjukkan siklon tersebut melewati garis pantai dekat Pardoo. Kota tambang kecil dan sentral peternakan itu terletak di timur Pelabuhan Hedland. "Pelabuhan Hedland terhindar dari angin terburuk Rusty," prediksi Biro Meteorologi.

Meski tampak dilewatkan topan Rusty, kota pelabuhan tersebut tetap dalam kondisi waspada. Siklon sangat tidak menentu dan bisa dengan cepat berubah arah.

Tiga pelabuhan bijih besi utama Australia yakni Pelabuhan Hedland, Dampier, dan Cape Lambert, sudah ditutup sejak Senin. Ladang minyak dan gas lepas pantai juga sudah ditutup. Namun begitu, seruan kepada penduduk dan bisnis di setempat justru tidak dihiraukan.

Badan Meteorologi Australia menyebutkan bahwa curah hujan tinggi kemungkinan berlangsung semalaman dari Rabu hingga besok Kamis (27/2). 

Peringatan cuaca yang sangat buruk diperluas hingga 500 km pedalaman kamp-kamp pertambangan dan Kota Tom Price, Mt Newman, juga Nullagine. 

Sementara itu penduduk di kawasan Pilbara yang merupakan daerah penghasil bijih besi terbesar di dunia, juga diperingatkan untuk menyiapkan diri dari terjangan badai jangka panjang. Hal itu mengingat perkembangan badainya yang berlangsung lambat.

"Ini merupakan siklon tropis yang besar dan pergerakannya yang lambat, kemungkinan menghasilkan angin destruktif di sepanjang jalurnya berlangsung lebih lama, dengan curah hujan lebih tinggi," sebut Biro Meteorologi.

Daerah yang terhantam paling hebat dari badai tersebut bisa diterpa hujan dengan intensitas 600 mm selama 24 jam penuh tanpa henti. Lalu dengan kecepatan angin mencapai 200 kph, badai Rusty diperkirakan akan membanjiri tambang-tambang bijih besi dan jalur perhubungan kereta. 

Karena itu, hampir dapat dipastikan butuh beberapa hari hingga tambang bijih besi dan kegiatan pengapalan bisa kembali normal.

Dalam kondisi normal, perusahaan Atlas Iron yang menjalankan tambang di Pardoo, biasa menghasilkan sekitar 2,5 juta ton bijih besi dalam setahun. Perusahaan tersebut telah mengevakuasi situs tambangnya. (
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. . - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger