"Pengalokasian kepada IT (importir terdaftar) dilakukan melalui lelang online. Tanpa orang dengan mechanism elektronik," ujar Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Bachrul Chairi di kantor Kemendag, Rabu (27/2).
Bachrul mengungkapkan, saat ini pihaknya tengah membahas bagaimana penerapan sistemnya. Hanya, ia menggambarkan, mekanismenya akan mirip dengan mekanisme yang sudah berjalan di bursa efek.
"Ada suatu sistem yang sedang dibahas. Sistemnya seperti di bursa," katanya.
Ia menambahkan, Kemendag juga akan menerapkan sistem lot seperti saham. Dari kuota daging impor yang sudah ditetapkan Kemendag bersama Kementerian Pertanian dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian akan ada kelompok satuan untuk dilelangkan kepada importir.
"Jadi misalnya, kita ada seribu ton yang dibutuhkan (impor). Misalnya, nanti dibikin satu lotnya 20, jadi ada 50 lot. Nah itu yang dilelang. Nanti importir akan lakukan bidding dan diurut dari yang termurah sampai yang termahal," ucapnya.
Bachrul menjelaskan, berbeda dengan lelang pada umumnya, pemenang lelang akan dipilih berdasarkan harga terendah. Harga terendah berdasarkan acuan harga yang akan ditawarkan setiap importir kepada pedagang. Nanti yang akan dilelang terbatas pada daging segar dan sapi bakalan. Sapi untuk pembibitan tidak termasuk.
"Pembagian jumlah yang akan dilelang namanya succesful lower price. Tujuannya, kita bisa menurunkan harga tertentu di tingkat konsumen," tuturnya.
Kemendag mencatat, harga rata-rata daging nasional pada Januari 2013 sebesar Rp86.625 per kilogram sedangkan pada minggu ketiga Februari harganya meningkat menjadi Rp87.746.
Jika dibandingkan periode Januari tahun sebelumnya, ada peningkatan harga daging sapi sebesar 20,4% dari Rp71.890.
Posting Komentar